Khutbah Jumat: Petaka
bagi Muslimah yang Buka Aurat
|
Inilah bahayanya kalau seorang muslimah buka-buka aurat.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللّهُمَّ صَلِّ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ
اللّهُمَّ
عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً،
وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Amma ba’du
Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat
rahimani wa rahimakumullah …
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat. Nikmat
yang paling besar adalah nikmat iman dan islam yang Allah anugerahkan. Begitu
pula Allah masih menjaga diri kita, istri dan anak kita dari musibah yang
menimpa agama.
Kita memohon pada Allah supaya nikmat-nikmat tersebut tetap terus
terjaga. Moga kita dapat mensyukuri nikmat yang ada tadi dengan terus
meningkatkan ketakwaan pada Allah.
Allah Ta’ala memerintah untuk bertakwa dengan sebenar-benarnya,
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri
tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga
kepada para sahabat dan istri-istri beliau yang tercinta serta pada setiap
pengikut beliau yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman.
Para jama’ah rahimani wa rahimakumullah …
Sekarang kita sering melihat wanita buka-bukaan aurat. Kebanyakan
wanita muslimah tidak mengetahui bahwa menutup aurat itu wajib. Ada yang sudah
mengetahui namun masih bergampang-gampangan dalam membuka aurat di depan umum.
Salah satu hadits yang memperingatkan tentang dosa membuka aurat
bagi wanita adalah hadits berikut ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ
أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ
يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ
كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ
رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku
lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul
manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok,
kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan
masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari
jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim, no. 2128).
Lihatlah dosa bagi wanita yang buka-buka aurat, yaitu tidak akan
mencium bau surga padahal bau surga dapat dicium dari jarak yang amat jauh.
Perbuatan ini termasuk dosa besar karena mendapatkan ancaman keras seperti itu.
Ada tiga sifat yang disebutkan dalam hadits ini.
(1) Wanita yang berpakaian tetapi
telanjang.
Di antara tafsirannya adalah wanita yang menutup sebagian tubuhnya
dan menyingkap sebagian lainnya. Contoh, pakai kerudung, namun rambutnya
terlihat. Contoh lagi, pakai gamis, namun kakinya masih terlihat. Ada juga yang
sengaja keluar rumah tanpa memakai jilbab sama sekali.
Padahal aurat wanita menurut kebanyakan ulama adalah seluruh tubuh
kecuali wajah dan telapak tangan. Kaki dan rambut kepala masih termasuk aurat
yang wajib ditutup.
Ada juga tafsiran lainnya, wanita yang memakai pakaian yang tipis
yang menampakkan warna badannya. Ini bisa terjadi juga dalam shalat, saat
menggunakan rukuh atau mungkena yang tipis, tanpa mengenakan gamis atau jubah
lagi di dalamnya.
(2) Wanita yang maa-ilaat wa mumiilaat
(berlenggak-lenggok)
Di antara maksud sifat kedua ini, maa-ilaat adalah
berjalan sambil memakai wangi-wangian dan mumilaat yaitu
berjalan sambil menggoyangkan kedua pundaknya atau bahunya.
(3) Wanita yang kepalanya seperti punuk unta
yang miring
Maksudnya adalah wanita yang sengaja memperbesar kepalanya dengan
mengumpulkan rambut di atas kepalanya seakan-akan memakai serban (sorban).
Contohnya seperti wanita yang memakai sanggul atau konde.
(Penjelasan di atas diambil dari Syarh
Shahih Muslim karya Imam Nawawi).
Berikut ada beberapa syarat penting untuk pakaian wanita muslimah
yang mesti dipenuhi.
Syarat pertama: pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh
kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib
ditutupi termasuk juga telapak kaki.
Syarat kedua: bukan pakaian yang bertujuan berhias diri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي
بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al-Ahzab : 33).
Maqotil bin Hayan mengatakan bahwa yang dimaksud berhias diri
adalah seseorang memakai khimar (kerudung) di kepalanya namun tidak menutupinya
dengan sempurna. Dari sini terlihatlah kalung, anting dan lehernya. Inilah yang
disebut tabarruj (berhias diri) ala jahiliyyah. (Lihat Tafsir Al-Qur’an
Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 6: 183)
Syarat ketiga: pakaian tersebut tidak tipis dan tidak tembus
pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh
Syarat keempat: tidak diberi wewangian atau parfum.
Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu bahwanya ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ
اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui
sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka
perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An-Nasa’i, no. 5129; Abu Daud,
no. 4173; Tirmidzi, no. 2786; Ahmad, 4: 414. Sanad hadits ini hasan kata
Al-Hafizh Abu Thahir)
Syarat kelima: tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian
non muslim.
Syarat keenam: bukan pakaian untuk mencari ketenaran atau
popularitas (baca: pakaian syuhroh).
Syarat ketujuh: pakaian tersebut terbebas dari salib.
Semoga Allah memberi taufik dan hidayah pada kita semua.
Demikian khutbah pertama ini.
أَقُوْلُ قَوْلِي
هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ
السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ
رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ
وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Amma ba’du
Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat
rahimani wa rahimakumullah …
Di khutbah kedua ini kami ingin ingatkan untuk para suami yang
hadir …
Jangan biarkan istri dan anak perempuan kita buka-buka aurat.
Ingatlah hadits laki-laki dayyut berikut dari hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu
‘anhuma dengan sanad marfu’ –sampai pada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam-, di mana beliau bersabda,
ثَلاَثَةٌ قَدْ
حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ
وَالْدَّيُّوثُ الَّذِى يُقِرُّ فِى أَهْلِهِ الْخُبْثَ
“Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu
khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat
cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya.” (HR. Ahmad, 2: 69.
Hadits ini shahih dilihat dari jalur lain)
Adapun maksud ad-dayyuts sebagaimana disebutkan dalam Al-Mu’jam
Al-Wasith adalah para lelaki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya
dan ia tidak punya rasa cemburu dan tidak punya rasa malu.
Contoh laki-laki yang punya sifat dayyuts:
·
Merelakan anggota keluarga perempuan keluar rumah tanpa
menggunakan jilbab atau hijab syar’i, sehingga bisa dipandang dengan leluasa,
ditambah parahnya menggunakan pakaian ketat yang merangsang nafsu birahi para
pria.
·
Suami tidak ambil peduli kalau istrinya berada di luar rumah,
walau cuma di depan rumah, sedang makan atau menjemur pakaian, dengan
menampakkan rambutnya.
Hati-hatilah dengan laki-laki tipe dayyuts.
Semoga menjadi renungan bagi para suami,
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka” (QS. At-Tahrim: 6).
Moga Allah menyelamatkan diri kita dan keluarga kita dari siksa
neraka. Moga istri dan anak perempuan kita bisa dibimbing sehingga memiliki
akhlak yang luhur dan juga dapat dijauhkan
Demikian khutbah kami untuk Jumat kali ini.
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا
تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا هَبْ
لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ أَلِّفْ
بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ،
وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا،
وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا
عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا آتِنَا
فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا
أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
—
Naskah Khutbah Jum’at di Masjid Jami’ Al-Adha, Pesantren Darush
Sholihin, Panggang, Gunungkidul, Jum’at Wage, 6 Jumadal Ula 1438 H (3
Februari 2017)
Oleh: Muhammad Abduh Tausikal - Rumaysho.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar