(seword.com/umum) Mendukung memang identik dengan selalu mencari kelebihan tokoh yang didukungnya. Sama, pendukung Ahokpun nampaknya sibuk dengan mengungkit kelebihan Ahok dan pasangannya dalam memimpin Jakarta. Namun ada perbedaan antara pendukung Ahok-Djarot dan pendukung Anies-Sandi. Pendukung Ahok lebih pada pemberian bukti nyata hasil kinerja Ahok-Djarot dan berbagai bukti lainnya terkait dengan ketidakbersalahan Ahok.
Berbeda dengan pendukung Ahok-Djarot, nampaknya pendukung Anies-Sandi menggunakan cara lain dalam menghimpun suara. Setelah kampanye dengan Jakarta Bersyariah yang ingin merubah hukum di Jakarta menjadi seperti di negara Arab, kini pendukung Anies-Sandi malah bertindak lebih parah. Dimana mereka mulai berani mempertontonkan gambar-gambar dan video yang berbau anarkis.
Akun @CangHaris yang beberapa hari lalu disebut sebagi akun provokator, lagi-lagi mengeluarkan taringnya. Tetap mendukung Anies-Sandi dengan getol dan semangat yang jauh lebih membara. Namun, saya sempat merinding membuka dan melihat gambar maupun video yang diunggah oleh akun @CangHaris.
Bagaimana tidak, gambar yang diunggah memperlihatkan pasukan muslim membawa pedang yang terlihat sangat tajam dengan dibumbui tulisan pemenangan Anies-Sandi. Dalam gambar dan tulisan tersebut terdapat pesan tersirat bahwa jika Anies-Sandi kalah, para laskar yang dihimpun dari penjuru daerah ini siap menentang dan siap melawan. Ngeri banget!
Pada postingan lain, terdapat seorang yang sedang konpres sambil menunjuk-nunjuk dan dikerumuni oleh wartawan sedang mengelurakan kalimat yang sangat tidak pantas. Kalimatnyapun bernada kasar, ancaman dan sama sekali tidak mencerminkan orang muslim yang selama ini saya kenal. Pembaca bisa lihat videonya di sini.
Divideo lain juga ada postingan yang menunjukkan adegan yang tidak kalah anarkis, dimana ada semangka yang dibacok berkali-kali dengan pisau besar. Semangka tersebut diletakkan di dekat poster pemenangan Anies-Sandi. Ini apa coba maksudnya? Silahkan pembaca buka di sini.
Sebagai seorang muslim saya sangat kaget dengan apa yang diposting akun @CangHaris tersebut. Muslim yang aku kenal sama sekali tidak seperti itu. Muslim yang kukenal selama ini sangat mencintai kedamaian. Islam selalu mengajarkan keikhlasan dan juga kesabaran.
Namun, saya tidak menjumpai itu pada postingan @CangHaris. Demi kemenangan orang yang didukungnya, umat islam disuguhi dengan berbagai tindakan anarkis dan berpotensi provokatif.
Apa tidak akan ada kehidupan setelah pemilihan Gubernur DKI Jakarta? Seolah-olah beberapa orang berani mengambil tindakan anarkis dengan membakar dan menyiapkan berbagai senjata tajam untuk menuntut kemenangan Anies-Sandi. Bagaimana jika Anies-Sandi benar-benar kalah nanti? Apa mereka juga menjadi beneran nekat membakar dan membacok? Lalu, siapa yang mau dibakar dan dibacok?
Mungkin postingan-postingan yang semakin ekstrim ini adalah salah satu dampak pernyataan kubu Anies-Sandi yang menolak keberadaannya. Sehingga pemilik akun menjadi sangat brutal dalam menggaungkan ‘siapa sebenarnya mereka’. Mereka yang tidak lain adalah wajah lain dari kesantunan Anies-Sandi. Mereka yang tidak lain adalah sosok terpendam dalam diri Anies-Sandi.
Semoga saja dugaan saya ini salah, namun bagaimanapun juga bukti ini semakin kuat dan semakin sulit untuk dihapus. Semakin nyata dan semakin mengkhawatirkan. Sungguh sangat disayangkan jika fakta ini dijadikan wajah baru bagi umat muslim di Indonesia. Tidak, saya sungguh tidak rela saudara muslimku yang lain harus menerima umpatan dan kutukan hanya karena mereka yang dungu dan terlalu mendalami karakter sebagai pendukung yang fanatik.
Bagaimana bisa Aa Gym dan orang-orang bisa mengecam video kampanye Ahok dengan tanpa melihat makna baik di dalam video itu, sedangkan memang ada salah satu golongan orang yang mengaku muslim melakukan hal seperti tindakan anarkis. Ini fakta, tidak bisa disanggah dan obatnya hanya ada satu, yaitu kematian. Sekiranya begitu yang diungkapkan oleh Syafii Maarif tentang teologi maut.
Kaum-kaum penganut teologi maut akan berhenti jika sudah mati, yang mana kematiaan itu disebut dengan jihat karena membela ajarannya. Astagfirullah…..
Wajar saja jika mereka berani membakar dan membacok, karena tujuannya hanya ada dua, apa yang diyakini (Anies-Sandi menang) terwujud atau mati.
Marah memang wajar ketika seseorang mengalami kekalahan, namun membakar dan membacok karena kalah sungguh bukan wajah Muslim yang selama ini menjadi sebagian besar penghuni Indonesia. Kaum muslim yang seperti ini perlu mendalami lagi perintah-perintah tentang ikhlas dan sabar.
‘Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar (Al-Anfal:46)’.
Masih yakin Allah bersamamu jika kamu bukan golongan orang-orang yang sabar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar