Para aktivis, dan analis mengingatkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap publik dan ummat Islam bersikap mendua, yakni mencari kambinghitam kasus demo 4 Nov serta berusaha melindungi Ahok dengan cara-cara yang rada telanjang serta bodoh. Ummat Islam lihat, Jokowi serta Ahok setali tiga duit, dimodali oleh para taipan/cukong yang sama yaitu para pemodal reklamasi serta bisnis lainnya hingga bhs verbal serta bhs badan Jokowi terlihat jelas melindungi Ahok. Dengan sikap Jokowi yang melindungi Ahok, gelar perkara Polri yang transparan akan dimenangkan Ahok, terlebih yang dipasang sebagai saksi pakar oleh Polri yaitu Habib Rizieq yg tidak mencerminkan ummat Islam yang santun, moderat, intelektuil serta mengayomi.
''Sangat bahaya bila Jokowi serta Kapolri selalu begitu, saya cemas bila Ahok dibebaskan dengan cara-cara Polri yang legal-formal lantaran tanda/bhs Jokowi/Kapolri mudah dibaca ummat, jadi ummat Islam marah serta mengamuk nanti dengan social cost yang amat mahal, '' kata aktivis serta ustad muda Islam A. Fadila.
Jokowi menuding ada aktor politik yang menunggangi demo pada Basuki T Purnama (Ahok) dalam masalah penistaan agama pada 4 November lantas. Tetapi sayang, Jokowi tidak menyebutkan, siapa aktor politik itu serta apa maksudnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, pernyataan Presiden Jokowi tentang aktor politik yang menunggangi tindakan damai
4 November harus diklarifikasi. Sebab, lembaga kepresidenan mesti hati-hati bikin pernyataan yang dapat memicu politik nasional yang semakin tak kondusif.
" Siapa yang sebetulnya menunggangi siapa? Tuduhan presiden ini dapat berbalik bila tak miliki bukti kalau sebetulnya presiden yang ditunggangi. Presiden diduga ditunggangi oleh mereka yang sejak awal miliki masalah hukum hingga ini jadi penyebab sandera pada aparat penegak hukum di sekitar presiden berlindung para terduga melakukan pidana serta korupsi, " kata Fahri Hamzah, Minggu (6/11).
Menurut dia, tuduhan presiden pada aktor politik menunggangi jutaan massa rakyat yaitu tak berdasar. Sebab, yaitu jauh lebih mudah menunggangi seseorang presiden dari pada sejuta massa tindakan.
" Saat ini, Presiden cuma butuh lakukan klarifikasi. Bila tak, jadi sama juga presiden cuma menabur angin. Siapa yang menabur angin pasti akan menuai badai, " tegas dia.
Sebelumnya, Sebelumnya diberitakan, Sesudah mengadakan rapat terbatas dengan Menko Polhukam Wiranto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala Tubuh Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara terkait aksi unjuk rasa besar-besaran yang berujung bentrokan di sejumlah tempat di ibu kota. Presiden Jokowi menyesalkan bentrokan pada polisi serta massa pendemo di depan Istana Merdeka.
" Kita menyesalkan kejadian setelah Isya, seharusnya telah bubar tapi menjadi rusuh, " ujar Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Sabtu (5/11) awal hari.
Jokowi mengatakan, ada dalang di balik bentrokan yang terjadi di depan Istana Merdeka. " Dan ini kita lihat ditunggangi aktor politik yang manfaatkan situasi, " tegas Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar