Media Bangsaku - Istana mengira bahwa dengan menangkap Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad al-Khaththath dapat mencegah munculnya gerakan aksi terbesar jelang 19 April.
Mereka lupa, ada ribuan Al-Khaththath yang telah muncul dalam arus gerakan solidaritas Aksi Bela Islam. Satu ditangkap masih ada ribuan bahkan jutaan Al-Khaththath.
Selain itu, sorotan Istana mulai tertuju pada Habib Rizieq, ustadz Bachtiar Nasir dan para tokoh Islam di GNPF-MUI. Disinyalir ada upaya untuk menteror dan mengkriminalisasi tokoh-tokoh Islam tersebut, tapi semua itu akan sia-sia.
Aksi Bela Islam terbesar jelang 19 April akan muncul atas inisiatif dan solidaritas umat. Tanpa komando atau seruan ulama pun mereka akan turun ke jalan secara damai dan solid.
Sebab jauh hari Habib Rizieq dan para tokoh GNPF-MUI telah berkali-kali menyerukan agar umat bersatu dan berserah diri sepenuhnya pada bimbingan Allah. Bila ulama ditahan dan dibunuh, maka bergeraklah atas komando keimanan dan persaudaran Islam.
Harus dicatat, aksi 112 dan 313 adalah pemanasan untuk melihat sejauh mana kesadaran dan persatuan umat Islam. Hasilnya sangat membanggakan. Tanpa kehadiran Habib Rizieq dan tokoh GNPF-MUI pun semua bergerak secara serentak dan tertib.
Dan kini jutaan rakyat yang telah berkali-kali mengikuti Aksi Bela Islam kian disatukan oleh spirit Tauhid. Dalam waktu dekat akan ada gebrakan dari ribuan aktivis Islam.
Jadi, silahkan Istana menangkap dan mengkriminalisasi ulama serta aktivis Islam. Agar tindakan bobrok itu makin mempercepat kemarahan jutaan umat Islam untuk bertindak tegas.
Teruskan berjihad, tapi ingat islam adalah etika kehidupan, maka gunakan etika saat menuntut etika yg bobrok.., Allahy Akbar...!!!
BalasHapus