Akhirnya Terbongkar, Mahasiswa ini Ngaku Diprovokasi Demo ke Rumah SBY |
Motif demo ke rumah mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) akhirnya terbongkar. Beberapa mahasiswa yang ikut jambore di Cibubur
mengaku didoktrin dan diprovokasi untuk demo ke rumah SBY di Jalan Mega
Kuningan Timur VII, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Mufti Arif, mahasiswa Jurusan
Ilmu Sosiologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu
mengatakan, jambore mahasiswa di Cibubur sudah ditarik ke kepentingan politik praktis
sejak hari kedua atau Minggu (5/2/2017).
”Karena forumnya digiring ke
politik, kami tarik barisan. Ada provokasi ke Cikeas,” ujar Mufti Arif.
Cikeas yang dimaksud tentu SBY.
Arif mengaku sempat mengikuti forum yang dihadiri mantan Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) Antasari Azhar.
”Saya ikut sedikit. Setelah itu
pulang,” imbuh Arif.
Arif menuturkan pada hari kedua
itu banyak mahasiswa yang sudah pulang. Ini termasuk mahasiswa dari Aceh,
Sulawesi, Jambi, dan Cirebon. Dia memperkirakan yang menarik diri sekitar
seribu mahasiswa.
”Awalnya kami tertarik ikut
jambore karena isu yang akan diangkat soal Bhineka Tunggal Ika dan memperkuat
NKRI. Kami sepakat itu, tapi isunya ternyata dibalik,” tambah Arif.
Hal senada dikatakan mahasiswa
asal Cirebon, Erik El-bani Lazib. Lewat akun Facebooknya, Erik mengaku sempat
ditangkap dan diintimidasi karena menolak demo ke rumah SBY.
Erik mengikuti Jambore
Mahasiswa se-Indonesia di Bumi Pariwisata Cibubur, 4-6 Februari dengan tema
Berkomitmen Menjaga NKRI. Tapi di lapangan beda dari tema tersebut.
Acara itu, kata dia, hanya
diisi dengan pernyataan yang memojokkan pihak-pihak tertentu. Mahasiswa
didoktrin dan diminta kometmennya agar mendukung gerakan busuk mereka. Tapi mahasiswa
tidak mau menjual pimikiran kritis objektifnya, sehingga banyak yang menolak
aksi ke rumah SBY.
“Sabtu sore, saya yang pertama
kali menentang gerakan tersebut (demo ke rumah SBY) secara terang-terangan.
Tapi saya ditangkap oleh panitia, mau dipukul sehingga terjadi keributan. Dan
saya disekap ke tempat sepi secara tidak hormat, diancam mau dibunuh, dianggap
sewaan,” imbuh Arif.
Sebelumnya, Juru Bicara DPP
Partai Demokrat Rachland Nashidik menyatakan, pihaknya menyesalkan aksi
unjukrasa yang dilakukan di depan rumah Presiden RI ke-6 itu. Jika mereka ingin melakukan
protes, aksi bisa dilakukan di kantor DPP Partai Demokrat.
“Kami terbuka pada dialog dan
mengakui unjuk rasa damai adalah hak konstitusional kita semua,” terang dia.
Dia juga mempertanyakan aparat
yang terlambat datang dan gagal melakukan langkah preventif. Ini mengingat
informasi demo di depan rumah SBY sudah beredar di media sosial dalam beberapa
hari terakhir.
Informasinya, pelaku demo
adalah mahasiswa yang melakukan pertemuan di Cibubur. Hadir dalam pertemuan itu
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Antasari Azhar. Keduanya memberikan
pengarahan.
Rachland mengecam aktor politik
yang menipu dan memanipulasi para mahasiswa demi kepentingan dan tujuan politik
jangka pendek. Menurut dia, sebagian besar
mahasiswa yang ikut demo tidak mengetahui bahwa rumah yang mereka datangi
adalah kediaman SBY.
Ia meminta kepada para mahasiwa
untuk lebih berhati-hati dan menjaga diri dari godaan politik partisan.
”Yang sengaja menyeret mereka
ke dalam konflik politik kekuasaan,” tutur dia.
Sedangkan SBY sendiri telah
membuat lima twett di akun pribadi miliknya @SBYudhoyono yang berkenaan dengan
aksi demo dadakan itu. Sementara itu, menanggapi
cuitan SBY, Kepala Staf Presiden Teten Masduki menyatakan tidak ada yang perlu
dikawatirkan atas keamanan mantan presiden. Setiap mantan presiden berhak untuk
mendapatkan pengamanan.
Sampai sekarang, seluruh mantan
pesiden tanpa terkecuali mendapat pengamanan dari pemerintah, dalam hal ini
paspampres.
“Saya rasa enggak perlu
dipertanyakan ya,” ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (6/2/2017).
Dia juga membantah adanya
sinyalemen bahwa massa yang datang ke rumah SBY diarahkan oleh Istana.
“Enggak ada. Saya juga hadir di
acara itu (Minggu, 5/2) pagi,” pungkas Teten Masduki.
Sumber: Negaraislam.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar